Jumlah jemaah haji meninggal meningkat tajam usai puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, Mina yang kerap disebut Armuzna atau Armina. Bahkan, kematian jemaah haji melonjak tiga kali lipat lebih dibanding fase sebelumnya.
Hingga hari ke-48 operasional haji atau Senin (10/7/2023) pukul 17.30 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 21.30 Waktu Indonesia Barat (WIB), jumlah jemaah yang wafat di Tanah Suci mencapai 535 orang.
“Sebelum Armuzna ada di angka 154 orang (meninggal di Tanah Suci), kemudian selama Armuzna sampai nafar awal ada 73 jemaah yang meninggal dalam wilayah Armuzna. Nah lonjakannya terjadi setelah Armuzna,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, M Imran, di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Senin.
Salah satu penyebab melonjaknya angka kematian ini dipicu meningkatnya kasus pneumonia atau radang paru pada jemaah haji Indonesia pasca-Armuzna. Penyakit ini pula yang menyebabkan banyak jemaah dirawat di KKHI dan Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) usai puncak haji.
“Pneumonia ini tidak hanya momok utama rawat inap di RSAS maupun di KKHI, tapi sekarang pneumonia berkontribusi besar dalam peningkatan atau lonjakan kematian pasca-Armuzna,” katanya.
Sumber : liputan6.news